AI Bikin Banyak Orang Kehilangan Pekerjaan? Justru Di Sini Peluangnya!" ||| "AI Is Taking Away Jobs? Here's Where the Real Opportunity Is!"

By : Abd Rahman Ak
Cianjur, Indonesia

**[This article is available in both Indonesian and English. Scroll down for the English version.]**
**[Artikel ini tersedia dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Versi Bahasa Inggris ada di bawah.]**

AI Bikin Banyak Orang Kehilangan Pekerjaan? Justru Di Sini Peluangnya!

Kolaborasi Robot AI dan Manusia dalam Pekerjaan Masa Depan

Aku pernah ngalamin juga, nyari kerja ke sana ke mari, kirim lamaran nggak ada yang nyaut. Rasanya kayak ditampar kenyataan tiap pagi buka email. Pernah juga kerja serabutan, pindah dari satu tempat ke tempat lain cuma buat nutup biaya makan harian. Bahkan, hidupku sempat berantakan karena nggak punya penghasilan tetap. Tapi aku nggak nyerah.

Waktu itu aku mikir, "Kenapa nyari kerja sekarang sesulit ini, ya?" Lama-lama aku sadar, ternyata dunia kerja memang lagi berubah. Dan perubahan itu bukan soal kita yang nggak layak, tapi karena sistemnya yang udah beda. Dunia kerja sekarang udah masuk era digital yang lebih cepat dari yang kita kira.

Setelah banyak baca dan cari tahu, akhirnya aku ngerti: kita nggak bisa pakai cara lama untuk bertahan di dunia yang udah berubah.

Fakta Pahit: 92 Juta Pekerjaan Akan Hilang

Menurut laporan World Economic Forum, sekitar 92 juta pekerjaan akan hilang di seluruh dunia karena otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan transformasi digital lainnya. Bahkan profesi-profesi yang dulu dianggap aman seperti admin, akuntan, dan customer service juga terancam.

Tapi di sisi lain, ada kabar baik:
Akan muncul sekitar 170 juta pekerjaan baru di sektor-sektor yang dulu bahkan belum pernah kita dengar, seperti AI ethicist, prompt engineer, dan data labeling specialist.

Artinya, perubahan ini bukan sekadar kehilangan—tapi juga kesempatan. Tapi, kesempatan itu hanya datang untuk mereka yang mau menyesuaikan diri.

Dunia Kerja Sudah Berubah, Kamu Masih Sama?

Hari ini, kerja nggak selalu harus ke kantor. Banyak orang bisa dapat penghasilan jutaan rupiah hanya dari laptop dan koneksi internet. Bahkan, beberapa cukup kerja sambil rebahan—asal tahu caranya.

Aku mulai dari nol, belajar tentang AI, teknologi, baca artikel luar negeri, dan ikut kursus gratisan. Dari situ aku nemu satu pola: kita bisa nyesuaiin diri tanpa harus jadi ahli. Asal tahu arah dan niat belajar, pasti bisa.


Peluang Baru di Era AI

Berikut beberapa jenis pekerjaan yang mulai naik daun dan bisa kamu pelajari dari rumah:
  • Prompt Engineer (nulis instruksi buat AI)
  • AI Content Writer
  • Affiliate Marketer
  • Remote Assistant
  • Digital Product Creator (jual eBook, template, dll)
Dan ini semua bisa kamu mulai tanpa ijazah tinggi. Yang penting adalah kemauan untuk belajar, mencoba, dan adaptasi.

Kesimpulan: Jangan Takut Sama Perubahan

Seorang Pemuda sedang Menatap Digitat Future

Buat kamu yang sekarang lagi ngerasa frustrasi, tenang, kamu nggak sendiri. Tapi kita nggak bisa terus nunggu dunia kembali ke masa lalu. Karena faktanya: dunia kerja sekarang bukan soal gelar, tapi soal kemampuan beradaptasi.

Yuk, mulai langkah kecil. Baca, pelajari, dan coba. Kamu bakal kaget sendiri kalau tahu ternyata "kerja sambil rebahan" itu bukan mitos. Hari ini, peluang kerja bukan lagi harus datang ke kita, tapi kita yang harus tahu ke mana arahnya.

Referensi:
  1. World Economic Forum
  2. McKinsey & Company
  3. LinkedIn Economic Graph
  4. Forbes
  5. Harvard Business Review

English languange ⬇️⬇️⬇️


AI Is Taking Away Jobs? Here's Where the Real Opportunity Is!

I've been there—job hunting everywhere, sending applications with no replies. It felt like reality slapped me every time I opened my inbox. I’ve worked random jobs, jumping from one gig to another just to afford daily meals. Life got messy, even to the point of personal losses. But I didn’t give up.

I asked myself, "Why is it so hard to find a job these days?" Then it hit me—jobs aren't gone because we're not good enough. They're shifting. The system has changed. We're living in a faster, tech-driven era now.

After reading, learning, and keeping up with the tech world, I finally understood this: You can't survive in a new world with outdated tools.


Hard Truth: 92 Million Jobs Will Disappear

According to the World Economic Forum, around 92 million jobs will be lost globally due to automation, artificial intelligence (AI), and digital transformation. Even roles once seen as stable—like admin, accounting, and customer service—are at risk.

But here's the good news:
Over 170 million new jobs are expected to emerge in sectors we've barely imagined before—like AI ethicists, prompt engineers, and data labeling experts.

So this isn’t just about losing jobs. It’s about new jobs. And only those willing to adapt will benefit.

The Job Market Has Changed—Have You?

Seorang Pemuda yang Berhasil dengan Bantuan AI

Today, working doesn't always mean going to the office. Many earn thousands of dollars from just a laptop and an internet connection. Some even do it while lying in bed—as long as they know what to do.

I started from zero. I studied AI, followed tech blogs, read global news, and took free online courses. Eventually, I saw a pattern: You don’t have to be an expert—you just need the right mindset and curiosity.

New Opportunities in the Age of AI

Here are some booming roles you can learn from home:
  • Prompt Engineer
  • AI-Powered Content Creator
  • Affiliate Marketer
  • Virtual Assistant
  • Digital Product Seller (eBooks, templates, etc.)
You don’t need a fancy degree to start. What matters is your willingness to adapt, try, and learn.


Final Words: Don’t Be Afraid of Change

If you're feeling frustrated or stuck, know that you're not alone. But we can’t sit around waiting for things to go back to how they were. The truth is: today’s job market values adaptability more than diplomas.

Start small. Read more. Learn new tools. Give it a try. You’ll be surprised how “working from bed” isn’t just a meme—it’s real now.

Referensi:
  1. World Economic Forum
  2. McKinsey & Company
  3. LinkedIn Economic Graph
  4. Forbes
  5. Harvard Business Review

Komentar