Hati-Hati di Era Scroll Tanpa Henti: Kesehatan Mental Juga Butuh Sinyal

Oleh : Abd Rahman Ak
Cianjur

Pernah nggak sih kamu ngerasa capek banget padahal seharian cuma rebahan sambil scroll TikTok, Instagram, atau nonton YouTube? Atau ngerasa kosong walaupun punya banyak teman online? Tenang, kamu nggak sendirian.

Ilustrasi seseorang duduk di tepi ranjang dalam ruangan gelap dengan ponsel menyala di tangan, dikelilingi notifikasi media sosial yang melayang, menggambarkan kelelahan mental akibat penggunaan digital berlebihan.

Di era digital kayak sekarang, kesehatan mental kita diam-diam mulai rapuh. Bukan cuma karena tekanan kerja atau masalah hidup, tapi juga karena dunia maya yang nggak pernah tidur. Notifikasi datang terus, orang lain kelihatan selalu bahagia, dan kita merasa… tertinggal.

Medsos memang bisa bikin terhibur, tapi juga bisa jadi racun pelan-pelan kalau kita nggak sadar. Nah, artikel ini bakal ngajak kamu ngobrol santai—tentang apa itu kesehatan mental, kenapa makin penting di era digital, dan gimana cara menjaga pikiran tetap waras di tengah banjir konten.


Apa Itu Kesehatan Mental ?

Kadang kita mikir, “Ah gue kan nggak gila, berarti mental gue sehat-sehat aja dong.”
Padahal... nggak sesimpel itu.

Kesehatan mental itu soal gimana kita mikir, ngerasa, dan ngatur diri sendiri dalam menghadapi hidup sehari-hari. Sama kayak badan yang bisa flu atau demam, pikiran juga bisa lelah, stres, bahkan “jatuh” kalau terus dipaksa kuat.

Kalau badan butuh makan dan tidur, mental butuh istirahat dan pelukan—meski cuma dari diri sendiri.

Orang dengan mental sehat itu bukan berarti dia nggak pernah sedih. Tapi dia tahu caranya berdamai sama rasa sedih itu.
Dia bisa tetap jalan meski hari-harinya nggak selalu cerah.
Jadi, jangan anggap remeh.

Mental yang sehat bikin kita:
  • Bisa mikir jernih walau lagi ditekan
  • Tetap fokus walau banyak distraksi
  • Bisa ngerasain emosi tanpa tenggelam di dalamnya
  • Dan yang paling penting, bisa nikmatin hidup dengan sadar
Tantangan Kesehatan Mental di Era Digital
Seseorang duduk tenang di bangku taman sambil memejamkan mata dan memegang ponsel yang sudah dimatikan, menggambarkan momen digital detox di alam terbuka yang menenangkan.
Zaman sekarang, handphone udah kayak organ tubuh tambahan. Bangun tidur, liat HP. Lagi makan, scroll HP. Mau tidur? Masih nonton video random. Tapi tahu nggak sih? Semua itu pelan-pelan bisa nguras mental kita.

Berikut beberapa tantangan kesehatan mental yang sering banget kejadian di era digital:

1. Scroll Tanpa Akhir
Dulu jam tidur terganggu karena tugas. Sekarang? Karena “cuma mau nonton satu video lagi”. Tapi akhirnya jadi dua jam. Otak kita capek karena terlalu banyak informasi yang numpuk—dan kebanyakan nggak penting.

2. Perbandingan Sosial (Social Comparison)
Liat orang pamer liburan, pacar baru, rumah estetik, penghasilan besar—langsung ngerasa hidup kita paling gagal. Padahal yang ditampilkan di medsos itu highlights, bukan kenyataan utuh. Tapi tetap aja, overthinking jalan terus.

3. FOMO (Fear of Missing Out)
Nggak ikut tren terbaru? Nggak nonton series yang viral? Rasanya kayak ketinggalan zaman. Akhirnya kita maksa diri buat ikut semua… padahal nggak semuanya kita butuh.

4. Toxic Positivity
“Kamu harus selalu bahagia.”
“Semua akan indah pada waktunya.”
“Kamu kurang bersyukur makanya stres.”
Kalimat-kalimat kayak gini sering dianggap motivasi, padahal bisa menyakiti. Kadang kita cuma butuh didengar, bukan disuruh senyum terus.

5. Cyberbullying dan Komentar Jahat
Satu komentar jahat bisa terus terngiang selama berhari-hari. Dunia digital bikin semua orang bisa ngomong sesukanya tanpa mikir dampaknya. Dan mental kita yang jadi korban diam-diam.

Intinya?
Teknologi itu alat, bukan penguasa. Tapi kalau kita nggak sadar, lama-lama pikiran kita dijajah algoritma, bukan dijaga oleh kesadaran.


Tanda-Tanda Mental Kita Mulai Lelah

Kadang, mental lelah itu nggak kelihatan dari luar. Kita masih bisa ketawa, masih aktif di grup WhatsApp, masih update story—tapi di dalam hati, udah kayak jalanan rusak: berlubang dan berantakan.

Yuk, cek beberapa tanda-tanda mental mulai lelah yang sering kita abaikan:

1. Susah Tidur atau Bangun Tidur Rasanya Capek
Badan rebahan, tapi otak masih lari maraton. Kepikiran hal-hal kecil, yang makin malam makin dramatis. Akhirnya tidur nggak nyenyak, bangun pun masih letih.

2. Nggak Semangat Ngapa-ngapain
Hal-hal yang dulu bikin kita senang, sekarang terasa hambar. Mau mulai sesuatu rasanya berat banget. Bahkan mandi aja bisa jadi pencapaian besar.

3. Overthinking Tanpa Henti
“Kalau aku nggak balas chat, dia marah nggak ya?”
“Kalau aku nggak posting, orang mikir aku kenapa-kenapa nggak ya?”
Semua dipikirin sampai otak rasanya kayak gorengan sisa: lepek dan penuh minyak.

4. Mudah Marah atau Baper
Hal kecil bisa bikin emosi meledak. Rasanya kayak semua orang ngeselin, padahal mungkin... ya karena kita lagi lelah aja.

5. Ngerasa Kosong Meski Lagi Ramai
Ada di tengah keramaian tapi hati tetap sepi. Atau justru pengen nyepi karena udah terlalu penuh sama pikiran sendiri.

Jangan Disepelekan !!!
Kalau kamu mulai ngerasain hal-hal di atas, itu sinyal:
“Hey, mental kamu butuh istirahat. Jangan dipaksa terus.”

Yuk, Rawat Mentalmu Seperti Kamu Merawat Tubuhmu
"Tampilan flatlay benda-benda self-care seperti jurnal, teh herbal, lilin, dan catatan kecil bertuliskan 'It’s okay to take a break', menggambarkan rutinitas perawatan diri untuk kesehatan mental
Mental health itu bukan perkara sepele, apalagi di zaman di mana dunia digital bisa bikin pikiran kita kalang kabut. Ingat, jaga kesehatan mental itu sama pentingnya dengan jaga kesehatan fisik.

Kalau badanmu sakit, kamu langsung istirahat dan cari obat, kan? Nah, jiwa dan pikiran juga butuh perhatian dan istirahat yang sama.

Mulai sekarang, jangan takut untuk memberi ruang buat diri sendiri:
  • Kalau lelah, berikan waktu untuk istirahat.
  • Kalau sedih, jangan dipendam sendiri.
  • Kalau butuh bantuan, jangan ragu untuk cari pertolongan.
Karena kamu berhak bahagia, sehat secara mental, dan kuat menjalani hidup.

Scroll boleh, tapi jangan sampai bikin jiwa bolong. Yuk, bersama-sama kita jaga kesehatan mental di era digital ini!





Komentar