- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Penulis Abd Rahman Ak
Di era digital, media sosial seperti Facebook bukan hanya tempat berbagi cerita, tetapi juga menjadi ladang penghasilan. Dengan hadirnya Facebook Pro (akun kreator), banyak orang kini serius mengelola konten, memikirkan engagement, dan tentu saja demi monetisasi.
Namun, ada satu fenomena menarik. Dulu, menyapa teman adalah tanda ukhuwah dan iman. Sekarang, menyapa di Facebook sering kali dilakukan bukan karena tulus, melainkan karena algoritma.
Pertanyaannya: Apakah kita menyapa karena iman, atau karena algoritma?
Bagaimana Algoritma Facebook Pro Bekerja?
1. Engagement sebagai Mata Uang Baru
Facebook menggunakan algoritma yang menilai seberapa aktif sebuah akun berinteraksi. Suka tidak suka, like, komentar, dan share kini menjadi mata uang baru.
Bagi para kreator, engagement adalah kunci. Tanpa interaksi, postingan akan tenggelam di beranda. Maka lahirlah budaya “saling support”—saling komen, saling like, bahkan saling menyapa demi menjaga performa konten.
2. Hubungan Algoritma dengan Monetisasi
Algoritma tidak hanya menentukan seberapa sering konten muncul, tapi juga berhubungan dengan iklan. Jika engagement tinggi, iklan lebih sering tayang, yang otomatis meningkatkan CPC (Cost Per Click), CPM (Cost Per Mille), dan RPM (Revenue Per Mille).
Inilah mengapa banyak orang rela menyapa setiap hari, bukan karena rindu sahabat, tapi karena takut engagement turun.
Menyapa karena Algoritma atau karena Iman?
Di sinilah letak dilema. Islam menekankan pentingnya silaturahmi sebagai kewajiban iman, bukan strategi algoritma. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa [4]: 1)
Rasulullah ﷺ juga menegaskan dalam hadis:
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, Islam sudah memberi “algoritma surgawi”: kalau ingin rezeki lancar dan umur berkah, jaga silaturahmi. Tidak ada hubungannya dengan engagement, tapi dengan iman.
Dampak Sosial dari Budaya Algoritma
1. Hubungan yang Penuh Kepura-puraan
Menyapa karena algoritma sering kali menghasilkan interaksi yang terasa kaku. Komentar dibuat asal-asalan, like diberikan tanpa membaca isi postingan. Silaturahmi kehilangan ruh, menjadi sekadar ritual digital.
2. Ketakutan Kehilangan Engagement
Banyak kreator mengaku lebih takut postingannya sepi daripada kehilangan nilai ukhuwah. Bayangkan, kita lebih takut dihukum algoritma Facebook daripada Allah yang memerintahkan silaturahmi.
3. Hidup Dua Dunia: Monetisasi vs Ibadah
Tidak salah mengejar CPM dan RPM tinggi, tetapi salah jika silaturahmi hanya demi konten naik di beranda. Karena pada akhirnya, keberkahan rezeki tidak datang dari algoritma, tapi dari Allah.
Menemukan Keseimbangan: Algoritma sebagai Alat, Iman sebagai Tujuan
Kita tidak bisa menolak algoritma, apalagi jika bekerja sebagai kreator. Engagement tetap penting, CPC dan CPM tetap menentukan penghasilan. Tetapi, niat harus diluruskan.
- Jika menyapa di Facebook, niatkan juga sebagai silaturahmi lillah.
- Jika komen atau like, lakukan dengan tulus, bukan sekadar formalitas.
- Jika mengejar monetisasi, jangan lupakan keberkahan rezeki dari iman.
Dengan begitu, kita tidak hanya sukses di dunia digital, tapi juga di sisi Allah.
Fenomena FB Pro membuka mata kita: ternyata algoritma bisa membentuk budaya sosial. Namun sebagai Muslim, kita dituntut lebih tinggi: jangan jadi hamba algoritma, tapi tetaplah hamba Allah.
Menyapa karena algoritma bisa membuat postingan naik di beranda. Tapi menyapa karena iman bisa membuat amal naik di sisi Allah.
Maka, di antara algoritma atau iman, kita harus memilih iman sebagai pondasi, dan menjadikan algoritma sekadar alat untuk meningkatkan iman.
Baca juga : Cara Dapat Uang dengan Melawan Algoritma: Gunakan Akal Sehat Bukan Sensasi
algoritma Facebook Pro
CPC CPM RPM
digital marketing Islam
engagement konten
iman dan silaturahmi
monetisasi media sosial
Religi
strategi media sosial
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar