- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mengapa Dunia Semakin Canggih, Tapi Tidak Damai? Ini Penyebabnya! ||| Why Is the World Getting Smarter But Not More Peaceful? Here's the Truth!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Oleh : Abd rahman Ak
Cianjur, Indonesia
**[This article is available in both Indonesian and English. Scroll down for the English version.]**
**[Artikel ini tersedia dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Versi Bahasa Inggris ada di bawah.]**
Di era Artificial Intelligence (AI) dan teknologi canggih, dunia seperti memasuki fase keemasan ilmu pengetahuan. Mobil bisa jalan sendiri. Dokter dibantu AI. Bahkan uang pun bisa dihasilkan dari rumah lewat ponsel. Tapi… mengapa dunia tetap penuh kekacauan? Mengapa konflik terus meletus? Mengapa kejahatan makin canggih dan hati manusia tetap hampa?
Inilah paradoks modern: kecerdasan meningkat, kedamaian menghilang.
Buku World Crisis and the Pathway to Peace karya Khalifah Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, menyampaikan dengan gamblang:
“Dunia saat ini tidak butuh senjata baru. Dunia butuh hati yang tunduk kepada Tuhan, dan tangan yang siap membangun, bukan menghancurkan.”
Read also/ Baca juga : Menolak Perang, Memilih Damai: Membedah Buku World Crisis and the Pathway to Peace
Ilmu pengetahuan adalah anugerah. Tapi saat ilmu dipisahkan dari moralitas, maka teknologi menjadi senjata bumerang. AI bisa bantu pendidikan, tapi juga bisa menyebar kebencian. Internet bisa sambung silaturahmi, tapi juga bisa jadi medan perang opini dan hoaks.
Buku Fath-e-Islam juga memperingatkan:
“Kemenangan Islam bukan dengan pedang, tapi dengan akhlak, ilmu, dan hujah yang damai.”
Sayangnya, umat manusia saat ini lebih mengejar dominasi ekonomi, bukannya etika. Lebih bangga pada senjata, bukan pada kasih sayang. Bahkan perdamaian hanya jadi topeng politik.
Bukankah Ini Saatnya Kita Berhenti Sejenak?
Pikirkan: apakah semua kemajuan ini benar-benar membuatmu lebih damai? Apakah hatimu lebih tenang setelah semua gadget di tanganmu? Atau justru gelisah, makin takut masa depan?
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dalam The Philosophy of the Teachings of Islam menulis:
“Kedamaian sejati tidak akan datang dari luar. Ia tumbuh dari dalam—dari jiwa yang bersih, akal yang tunduk, dan cinta yang tulus.”
Jadi Apa Solusinya?
- Teknologi tanpa akhlak adalah jebakan.
- Ilmu tanpa iman membuat manusia sombong.
- Perdamaian sejati dimulai dari dalam diri.
Maka, mari kita buka hati. Jangan hanya mengejar kecanggihan dunia, tapi juga kedalaman makna hidup.
Dunia tidak sedang kekurangan kecerdasan. Dunia sedang kehausan akan kedamaian.
Read also/ Baca juga : Dunia Butuh Pemimpin Hati, Bukan Penguasa Senjata.
English Version
In the age of Artificial Intelligence and cutting-edge innovation, the world seems to have entered a golden age of intellect. Self-driving cars. AI-assisted doctors. Money generated from smartphones at home. But... why is the world still in chaos? Why do conflicts keep erupting? Why is crime more advanced and human hearts emptier?
This is the modern paradox: intelligence increases, but peace vanishes.
In the book World Crisis and the Pathway to Peace, the Khalifa of the Ahmadiyya Muslim Community, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, boldly writes:
“The world does not need new weapons. It needs hearts that submit to God, and hands that build, not destroy.”
Knowledge is a blessing. But when knowledge is divorced from morality, technology becomes a double-edged sword. AI can educate, but it can also spread hatred. The internet can connect, but also divide.
Another Ahmadiyya classic, Fath-e-Islam, reminds us:
“Islam’s true victory will not come by the sword, but through moral excellence, knowledge, and peaceful reasoning.”
Sadly, today’s humanity seeks economic power, not ethics. We glorify weapons, not compassion. Peace has become a political performance rather than a heartfelt mission.
Read also/Baca juga : Seruan Damai dari Tengah Konflik: Menilik Kiprah Ahmadiyya dan Tokoh Dunia
Isn’t It Time We Paused?
Think: has all this progress truly made you more at peace? Do your gadgets calm your soul? Or are you more anxious, more uncertain of tomorrow?
In The Philosophy of the Teachings of Islam, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad writes:
“True peace does not come from the outside. It grows within—from a pure soul, a humble mind, and sincere love."
So, what’s the solution?
- Technology without morality is a trap.
- Knowledge without faith makes us arrogant.
- Real peace begins within.
Let us open our hearts. Don't just chase worldly progress. Seek the deeper meaning of life.
The world is not lacking intelligence.
It is starving for peace.
Artificial Intelligence
Dunia & Perdamaian
Dunia Tanpa Perang
kedamaian Dunia
krisis global
Peace Through Spirituality
Technology vs Morality
Word Peace
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar